Kamis, 30 April 2009

Menjadi Seorang Atlet yang Baik

Siapa yang gak kenal Taufik Hidayat, Chris John? Ya, mereka adalah pahlawan yang sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional melalui prestasinya sebagai atlet setelah meraih gelah juara dunia.


Ya.... Memang untuk menjadi seorang Atlet seperti mereka tidaklah mudah, tidak seperti membalikan telapak tangan. Tapi harus melalu proses latihan yang panjang, tekun, sabar, dan perlu pengorbanan. Proses itu pernah saya jalankan selama kurang lebih 12 tahun, meskipun prestasi saya tidak segemilang Taufik Hidayat dan Chris John.


Awalnya, pada tahun 1995 saya mulai mengenal olahraga BILIAR dan saya langsung jatuh cinta saat mencoba. Singkat cerita perjalanan saya, tahun 2003 pertama kalinya saya menjadi seorang atlet, tahun 2005 ikut kejuaraan nasional dan langsung dapat medali, dan tahun 2007 saya berhenti "gantung stick". Alasannya adalah saya lebih memilih study dan bekerja.


Kecintaan saya terhadap biliar tidak sampai di situ saja. Saya mulai sering berbagi pengalaman kepada teman-teman melalui pelatihan, sharing, ataupun sesekali menulis. Dan dengan tulisan inilah saya ingin berbagi sedikit pengalaman kepada semua orang tentang bagaimana menjadi seorang atlet yang baik?



Kuncinya adalah KOMITMENT!!!


Komitment untuk melakukan latihan dan memperlihatkan penampilan yang terbaik dapat diperoleh melalui hal berikut :
  • Tentukan target atau tujuan dari latihan setiap hari
  • Sebelum berlatih luangkan waktu sejenak untuk mempersiapkan mental sehingga diperoleh sesuatu setiap kali mengikuti atau melakukan latihan. Buatlah komitmen pribadi untuk menjalankan keterampilan dengan upaya maksimal
  • Dalam latihan, simulasikan apa yang diinginkan dan apa yang harus dilakukan dalam pertandingan. Lakukan hal ini melalui perencanaan dari langkah-langkah yang akan dilakukan hingga selesai
  • Bayangkan keberhasilan menjalankan keterampilan yang sedang dilatih untuk mencapai tujuan yang sebaik-baiknya
  • Dalam upaya mempersiapkan diri untuk mengahadapi pertandingan yang penting, istirahatlah yang cukup, dengarkanlah “fisik” dan hindari latihan yang terlalu berlebihan (over training) agar tetap kuat dan sehat
  • Latihlaah untuk mengatasi gangguan-gangguan pada waktu latihan dan pergunakan tenaga sebaik-baiknya.


Namun gejala yang sering dialami oleh para atlet saat bertanding adalah hilangnya konsentrasi. Banyak hal yang menjadi penyebab konsentrasi hilang, diantaranya :
  • Pressure /tekanan lawan atau penonton
  • Demam panggung
  • Kurang fokus
  • Belum siap
  • Tidak percaya diri
  • Kurang latihan
  • Dan banyak hal lagi

Namun hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada saat kehilangan konsentrasi adalah :
  • Kembali kedasar atau permulaan, ikuti rencana awal permainan sebelum pertandingan
  • Pusatkan pada target atau sasaran yang segera terjadi
  • Yakinkan kembali bahwa atlet telah berlatih dengan baik dan telah siap menghadapi pertandingan, misalnya dengan kata-kata terhadap diri sendiri (self-talk, self-suggestion) seperti : “ saya dapat melakukan dengan baik”
  • Ingatkan diri sendiri mengenai keterampilan terbaik pernah dilakukan, ingat kembali perasaan dan konsentrasi yang dialami saat itu
  • Ingat sasaran yang dituju memang realistis, bahwa yang ingin dicapai adalah sesuatu yang memang diinginkan oleh kita
  • Pusatkan pada hal-hal yang berjalan dengan baik dan benar, ketimbang pada kesalahan
  • Bayangkan penampilan yang sempurna pada keterampilan yang dimaksud, lalu lakukan yang terbaik
  • Ingatkan pada diri sendiri untuk tetap berada pada saat atau moment tersebut. Lupakan yang telah terjadi, atlet lain, lawan atau skor terakhir. Konsentrasi pada penampilan
  • Tingkatkan perhatian pada bentuk atau formasi penampilan
  • Ingatlah pada diri sendiri bahwa hanyalah pertandingan atau penampilan lain yang harus diselesaikan
  • Lakukan analisis mendalam setelah pertandingan mengenai penampilan yang baik dan buruk
  • Latihan dan pertandingan harus dinikmati. Jangan lakukan tersebut jika tidak menyukainya


Semoga tulisan ini sedikit bisa bermanfaat bagi kita semua

Salam Olahraga

Kamis, 16 April 2009

23 Fakta Tentang Caleg Stress

Banyak cara dihalalkan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan. Namun ketika keinginan itu tidak tercapai apa yang akan terjadi? Berikut adalah fakta tentang Calon Legislatif yang gagal saat Pemilu





  1. Caleg SK di Dapil I Kabupaten Sumbawa menarik kembali bantuan sebuah mesin genset yang di sumbangkannya ke mesjid. Selain itu, ia juga menarik bantuan dana sebesar Rp 1 juta yang disumbangkannya ke dua mushallah.
  2. Caleg AH di Dapil I Kabupaten Sumbawa, sebelumnya ia menyumbang 100 buah kursi plastik dan 25 zak semen ke sebuah MTS di Kecamatan Labangka, Namun karena kecewa tidak meraih suara yang diharapkan, AH menarik kembali kursi dan semen tersebut.
  3. Oknum caleg di Kota Sumbawa Besar yang tidak disebut nama dan parpolnya, meminta kembali uang sebesar Rp 20 ribu per orang yang diberikan dengan target 50 hingga 60 suara. Namun di pemilu, perolehan yang ada hanya ada saksi dan keluarga tim sukses.
  4. Caleg nomor urut 9 dari Partai Golkar dari Kota Bogor,Yuniar, melalui tim suksesnya berinisial SB, menarik kembali ratusan buku tabungan masing-masing senilai Rp50.000 bertuliskan Karya Nyata Sejahtera yang dibagikan saat kampanye di Kampung Muara, RW 11/14, Kelurahan Pasirjaya,Kecamatan Bogor Barat.Namun saat hasil suara dihitung, dari jumlah DPT yang jumlahnya sekitar 900 suara,nama Yuniar hanya memperoleh di bawah 10 suara di RW 11 dan 14.
  5. Caleg Partai Golkar dari Daerah Pemilihan I Dumai Timur Aswin memalui tim suksesnya mencabut kembali lima tiang listrik yang telah dipasang untuk menyalurkan listrik kewarga setempat.
  6. Caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banjar, Jawa Barat, Srihayati, 23, ditemukan tewas gantung diri sekitar pukul 07.30 WIB Selasa (14/4).Ibu muda yang mencalonkan diri untuk daerah pemilihan (dapil) I Kota Banjar dengan nomor urut 8 itu ditemukan tewas di sebuah saung bambu di Dusun Limusnunggal RT01/01, Desa Bangunjaya,Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis.
  7. Seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pahala Sianipar ditemukan tewas di kediamannya, Senin (19/04) malam. Ia tewas bunuh diri akibat menenggak obat pembasmi serangga di dalam kamarnya. Di kediamannya Jalan Pintu Air, Kecamatan Medan Kota.
  8. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang Caleg yang kalah. Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, Jumat (10/4). Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan istrinya.
  9. Lazuardi, seorang caleg DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat, meninggal Senin (13/4) malam lalu. Ia meninggal beberapa jam setelah mengikuti penghitungan suara pemilu. Diduga caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini meninggal karena terlalu lelah dan stres mengikuti rangkaian proses pemilu. Ditambah perolehan suara tak cukup untuk menjadikannya legislator.
  10. Sri Sumini, caleg dari Partai Demokrat di Solo, Jawa Tengah, meninggal akibat serangan jantung dan lever pada hari Minggu (12/4). Menurut keluarga, sejak masa kampanye hingga usai pencontrengan sang caleg lebih pendiam dan terkesan menyimpan beban pikiran.
  11. Di Cirebon, sebanyak 15 orang caleg mengalami depresi dan memilih melakukan pengobatan spiritual untuk menyembuhkan depresi kepada Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.
  12. Seorang calon legislator daerah pemilihan Tangerang, di perumahan elit Alam Sutera Kunciran, stres dan marah-marah karena kalah dalam pemilu legislatif 9 April lalu.Sekitar pukul 17.00 WIB (9/4) saat penghitungan suara dilakukan, seorang pria (40) yang merupakan caleg dari partai tertentu, terlihat frustasi saat mengatahui kalah dalam perolehan suara. Dia merangkak di pinggir jalan dengan membawa-bawa cangkir sambil meminta-minta uang kepada orang yang berlalu lalang, katanya kembalikan uang saya, kata caleg itu.
  13. Salah seorang caleg Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dari Bulukumba; Andi Langade Karaeng Mappangille Minggu (12/4) bersama tim suksesnya nekat melakukan penutupan jalan sepanjang 3 km. Tindakan tersebut diduga akibat perolehan suaranya yang tidak mencukupi menjadi caleg terpilih.
  14. Di Ternate, Maluku Utara, seorang caleg berinisial HT meminta kembali televisi yang sudah disumbangkan ke warga. Ini dilakukan karena perolehan suara sang caleg sangat rendah. Kejadian ini terjadi di RT 02 Kelurahan Falawaja II, Kota Ternate Selatan.
  15. Seorang caleg di Cirebon, Jawa Barat, kini sering melamun dan mengurung diri. Nasib ini menimpa Iwan Setiawan, caleg Partai Patriot asal Kabupaten Kuningan. Apa yang dialami Iwan ini bisa jadi hanya satu dari banyak kasus yang bakal terjadi. Setelah mengetahui hasil penghitungan suara tidak sesuai harapan, pria berusia 29 tahun ini mendadak menjadi pendiam dan sering mengurung diri di kamar. Keluarganya menduga, perilaku Iwan Setiawan terjadi karena kekalahannya dalam pemilu 9 April lalu. Iwan Setiawan memang telah menghabiskan uang yang banyak untuk kampanye. Setidaknya Rp 300 juta ludes dibuyurkan.
  16. Ni Putu Lilik Heliawati (45), caleg nomor tiga Partai Hanura untuk DPRD Buleleng, meninggal dunia secara mendadak di rumahnya Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.Musibah terjadi Kamis (9/4) malam sekitar pukul 23.30 Wita itu. Heliawati diduga meninggal akibat serangan jantung setelah menerima telepon dari tim suksesnya bahwa perolehan suara yang bersangkutan tidak memenuhi harapan.
  17. Caleg nomor urut 15 Daerah Pemilihan (Dapil) berinisial S Sirimau untuk DPRD Kota Ambon, hendak menarik kembali karpet yang telah disumbangkan kepada ibu-ibu pengajian setempat.
  18. Caleg DPRD Kulon Progo menarik kembali sejumlah hadiah dan sumbangan yang pernah ia berikan kepada warga Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Caleg yang menarik kembali sumbangan kampanyenya itu, S, caleg perempuan.Saat masa kampanye, S cukup sering memberikan sumbangan dan hadiah kepada warga. Di Dusun Kamal, Karangsari, misalnya, ia memberikan 14 zak semen untuk pembuatan jalan konblok. Menurut warga, S juga memberikan bantuan alat musik drumband dan uang tunai Rp 2,5 juta.
  19. Di Kalimantan Tengah muncul dua caleg dan tiga simpatisan partai yang mengalami tekanan psikis. Dua dari lima orang itu mengalami gangguan jiwa ringan atau stres, seorang gangguan jiwa sedang atau depresi. Dua lainnya mengalami gangguan jiwa berat: terus mengoceh, murung, serta tak mau makan serta Minum. Kelimanya kini dirawat di Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa Atei, Kalteng.
  20. Dahlan, caleg DPRD Bulukumba dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Caleg nomor urut tiga yang bertarung di Dapil I Kecamatan Herlang, Bonto Tiro dan Kajang ini, melakukan aksi penyegelan gedung SDN 225 Kajang-Kajang, Desa Borong, Kecamatan Herlang.Dahlan mulai menyegel sekolah ini sejak Sabtu (11/4) malam lalu dengan cara mengikat pintu gerbang sekolah menggunakan tali. Ia menyatakan, lahan yang ditempati gedung sekolah itu adalah miliknya.
  21. Caleg EP dari partai RepublikaN menggusur 42 KK dari lahan tempat mereka tinggal di kawasan Daeo, desa Gura, kecamatan Tobelo, kabupaten Halmahera Utara (Halut). Tergusurnya warga itu dikarenakan ada pengusiran dari pemilik lahan yang beralasan bahwa tempat tinggal warga "menumpang" itu akan dibangun tempat usaha. EP yang merupakan caleg dari partai RepublikaN tak memperoleh satupun suara dari TPS para warga berdomisili, yang menjadi pemicu dari penggusuran tersebut.
  22. Tim sukses salah satu caleg dari partai Golkar di Dapil I Ternate (Ternate Selatan-Moti) yang menarik televisi yang diberikan di pangkalan ojek Falajawa II, Kelurahan Kayu Merah, termasuk merusak pangkalan tersebut hanya beberapa jam setelah penghitungan suara berakhir.
  23. Tim sukses Caleg berinisial MG di Kelurahan Jati Ternate melakukanpenarikan televisi dan bantuan semen. Hal ini dilakukan karena suara yang diperolehnya tidak sesuai dengan harapan.



sumber : http://maubaca.com/serba-serbi/125-22-fakta-tentang-caleg-stress.html

Jumat, 06 Februari 2009

Radit dan Jani

Orang mana kamu? Suku apa? Anak siapa? Orang tuanya kerja apa? Tinggal dimana kamu? Berani-beraninya deketin anak saya!. Cihhhh!”. Tanya seorang bapak kepada Radit dengan ketus.

Radit namanya. Pemuda tampan, cerdas, rajin ibadah ini mencoba merantau dari Padang ke Jakarta untuk kuliah. Selain menjadi mahasiswa tiap malam dia menjadi penyanyi café sekedar untuk menambah uang sakunya. Radit terpesona dengan wanita cantik di kampusnya, Jani namanya. Namun sayang hubungan mereka harus terhambat karena perbedaan. Apakah perbedaannya itu? Ternyata Radit Padang, Jani Jawa.


LHO!! Memang ada apa dengan Padang? Ada apa dengan Jawa?


Bukankan dalam kehidupan ada yang tidak bisa DITOLAK, DIRUBAH bahkan DIMINTA?! (Seperti Suku bangsa / Ras, Jenis kelamin, Orang tua, Hari kelahiran, Bentuk Fisik, Masa lalu, Kedudukan dalam keluarga dan Agama). Bahkan TUHAN pun mengatakan bahwa, nasib, jodoh dan usia adalah rahasiaNya.


Dari hasil penelusuran, banyak pihak yang menilai bahwa masyarakat sekarang ini tergolong kedalam masyarakat yang suka BERPRASANGKA. Penilaian itu tentu bukan tanpa dasar. Saat ini masyarakat memiliki kecurigaan yang akut terhadap segala sesuatu yang berbeda. Segala sesuatu yang baru dan berbeda dari umumnya orang akan ditanggapi dengan penuh kecurigaan. Kehadiran anggota kelompok yang berbeda apalagi berlawanan akan dicurigai membawa misi-misi yang mengancam.


ADA APA DENGAN MEREKA??”

Para ahli pun mengelompokan dan mendefinisikan kejadian di atas merupa gejala dari PRASANGKA, STEREOTYPE, DISKRIMINASI, bahkan RASISME


Prasangka Menurut Daft (1999) memberikan definisi prasangka lebih spesifik yakni Kecenderungan untuk menilai secara negatif orang yang memiliki perbedaan dari umumnya orang dalam hal seksualitas, ras, etnik, atau yang memiliki kekurangan kemampuan fisik.


Ketika kasus Bom Bali 1 dan 2, Kedubes Australia, Hotel Marriot, dan sebagainnya dilakukan para teroris (Amrozi dkk) yang selalu mengatasnamakan ISLAM, berdampak buruk bagi umat Islam lainnya. Contoh, ketika kita melihat pria berjenggot tebal, mengenakan peci, jidat hitam, celana ngatung, dan membawa tas, apa yang terlintas di dalam pikiran kita? Teroris, bukan?


APA FAKTOR DAN LANDASAN ORANG BERPRASANGKA?

Menurut Poortinga (1990) prasangka memiliki tiga faktor utama yakni : Stereotipe, jarak sosial, dan sikap diskriminasi. Ketiga faktor itu tidak terpisahkan dalam prasangka. Stereotipe memunculkan prasangka, lalu karena prasangka maka terjadi jarak sosial, dan setiap orang yang berprasangka cenderung melakukan diskriminasi.


Sering kita dengar dan jumpai STEREOTIPE dimana-mana. Seperti : Orang Padang pelit dan pintar berdagang, Sunda suka kawin cerai dan materialisme, Jawa klemar klemer, lamban dan penurut, Batak keras kepala dan maunya menang sendiri, Cina pelit dan pekerja keras, dan sebagainya. ---- Gak enak ya ngdengernya?!


Para ahli memberi contoh : Sampai saat ini masih mudah ditemui adanya keengganan orang tua bila anak-anaknya menikah dengan orang yang berbeda etniknya. Masih mudah pula ditemui orang tua yang membatasi pilihan anak-anaknya hanya boleh menikah dengan etnis sendiri atau beberapa etnis tertentu saja, sementara beberapa etnis yang lain dilarang. Kenyataan seperti itu merupakan cerminan dari adanya prasangka antar etnik. Saya pernah mendengar secara langsung ada petuah orang tua pada anaknya laki-laki, yang kebetulan etnis jawa, untuk tidak mencari jodoh etnis Dayak, etnis Minang, dan etnis Sunda. Diluar ketiga etnis itu dipersilahkan, tetapi lebih disukai apabila sesama etnis jawa.


Setiap orang yang melakukan prasangka cenderung dia mengdiskriminasikan lingkungan sekitar. Menurut para ahli Diskriminasi adalah : Perilaku menerima atau menolak seseorang semata-mata berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok (Sears, Freedman & Peplau,1999).



Hikmah yang dapat diambil dari cerita di atas adalah :

Belajar menerima kekurangan dan menghargai setiap orang, sama seperti kita menerima kelebihan orang itu, bukankan dari perbedaan kita menjadi kaya. Karena di mata TUHAN semua manusia sama.”


STOP BERPRASANGKA, STEREOTIPE, DISKRIMINASI, dan RASISEME! BERSATULAH INDONESIAKU!