Sabtu, 28 Agustus 2010

Prestasi

Alhamdulillah, masa kecilku terbilang cukup bahagia. Aku selalu diperlakukan bak seorang raja oleh kedua orang tuaku. Namun sayangnya ibarat "Air susu dibalas dengan air tuba" aku tergolong anak hiperaktif yang nakal dan selalu membuat onar.



Kenakalanku membuat orang tua menjadi "pelanggan setia" guru-guru di sekolah, itu pun tidak berhenti di masa sekolah saja, setelah lulus sekolah pun aku semakin nakal, rasanya segala kenalakan pernah aku  jalani dan coba. Kesimpulannya masa kecil sampai dewasa aku habiskan dengan membuat malu orang tua.

Alhamdulillah, kekhawatiran orang tuaku baru berakhir ketika aku di bangku kuliah. Aku mulai menunjukan perubahan baik, meskipun aku yakin perubahan ini buat sebagian orang adalah sesuatu yang biasa saja, tapi buatku yang dulunya "tukang onar" adalah hal yang membanggakan dan sebuah prestasi.


Berawal dari putus cinta, saat itu aku masih kuliah di salah satu Universitas swasta di Karawaci jurusan Seni Musik. Aku benar-benar marah, dendam, ”Liat aja, gue akan jadi orang lebih baik dan berhasil, biar lo nyesel” ancamku. Anehnya dedam memotivasi aku untuk menjadi lebih baik dan setelah mengikhlaskan semuanya hidupku menjadi lebih baik.


"from nothing to something"
Tahun 2003 aku pindah kuliah di salah satu Universitas di Selatan Jakarta mengambil jurusan Advertising. Jujur niat awal kuliah karena kampus dekat dengan tempat berlatih billiard, berhubung saat itu aku sedang giat-giatnya mendalami billiard.


Sebagai Atlet aku pernah mendapatkan beberapa medali Emas, Perak, dan Perunggu di tingkat Mahasiswa, Daerah, bahkan Nasional, hingga akhirnya aku dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Dalam Bidang Olahraga oleh Kampusku.


Prestasiku tidak berhenti di situ saja, di kuliah aku mendapatkan gelar Sarjana dengan waktu 3,5 tahun dengan IPK yang cukup memuaskan buatku. Dan setelah lulus kuliah aku mendapatkan kepercayaan sebagai Asisten Dosen.


Tak lama dari itu, aku mendapatkan pekerjaan di salah satu Biro Periklanan di Jakarta. Aku sangat mencintai pekerjaanku. Buah kecintaanku terhadap pekerjaan membuat karyaku mendapat penghargaan di ajang Advertising Award. Di kantor pun aku mendapat kepercayaan atasan dan klien hingga akhirnya aku dinobatkan sebagai Employee of The Year.


Tahun 2010 aku memutuskan untuk menikah muda, saat itu usiaku baru 26 tahun dan istri 25 tahun. Ketika banyak dari teman sebayaku saat menikah langsung mendapatkan fasilitas dari orang tuanya seperti tempat tinggal, kendaraan, pekerjaan, dan lain sebaginya, aku dan istri sama sekali tidak. Kami benar-benar harus memulai semua dan membangun kehidupan bersama-sama dari bawah. Jangankan sebuah rumah, untuk "DP-nya" sekalipun kami harus menabungnya sendiri. Alhamdulillahnya dengan berdoa dan ikhtiar akhirnya aku bisa membeli sebuah rumah sendiri.


Bagiku semua yang aku lakukan terlihat sebuah prestasi. Namun apakah prestasi yang didapat sudah cukup? Sudah puas hanya prestasi "dunia" saja? Bagaimana dengan prestasi "akhirat"?


PERNAHKAH MEMBAYANGKAN?
Ketika sukses nanti, katakanlah 2 atau 3 bahkan 5 tahun kedepan dan kita sudah bisa berkata pada diri sendiri dengan heroiknya "Inilah saatnya untuk aku membahagiakan orang tua", dan menawarkan mereka sebuah rumah, naik haji, uang yang banyak, pakaian yang bagus, memberi makanan kesukaannya, memberi cucu, dan lain sebagianya, lalu mengatakan "Ini lho ma, pa..... Aku sudah menjadi 'orang' sekarang, mama papa mau apa?".


Namun sayang, omongan kita sudah tidak “berlaku” lagi, karena mereka sudah ”pergi jauh” dan meninggalkan kita selama-lamanya dan kita hanya bisa memandangi "rumah peristirahatan terakhirnya" dan meratapi penyesalan yang tidak mungkin bisa diputar kembali.


Jadi, sebelum telat bahagiakan mereka mulia detik ini juga. Caranya? Dengan apa saja. Misalnya, ketika tidur ciumlah mereka dan katakan ”I Love U Ma, Pa”, menuruti perintahnya, bahagiakan mereka, mendengarkan ketika mereka berbicara atau tindakan baik lainnya. Buat yang sudah terlanjur dan orang tuanya (maaf) sudah meninggal, mari kita DOAKAN mereka semoga mereka bahagia di surga, dan selalu mendapatkan tempat yang paling nyaman di sisiNya.


Intinya adalah BERSIKAP BAIK dan menjadi ANAK YANG SHOLEH dan SHOLEHAH yang selalu mendoakan mereka dalam keadaan apapun. Karena itulah salah satu ladang "Prestasi Akhirat" dan ”bekal” kita dan orang tua kelak.


Dalam Islam ada 3 amalan yang tak lekang oleh jarak antar Dunia dan Akhirat dan akan terus mengalir, yaitu :
  1. Ilmu yang bermanfaat, 
  2. Amal Jariyah
  3.  Doa anak Sholeh


    Keberhasilan dan prestasi dunia percuma jika tidak diimbangi dengan prestasi akhirat


    Ya, ALLAH jadikan kami sebagai anak yang Soleh dan Solehah, agar dapat menghantarkan kedua orang tua kami masuk dan menjadi penghuni Surga Firdaus. Amin


    I LOVE U BU PA